Sabtu, 28 Februari 2015

Berkunjung ke Masjid Ke-2 Tertua di Cairo, Mesir

MASJID IBNU TULUN Pengalaman pertama saya di tahun 2014 mengunjungi masjid bersejarah yaitu masjid tertua yang ke 2 di Cairo City, Mes... thumbnail 1 summary
MASJID IBNU TULUN

Pengalaman pertama saya di tahun 2014 mengunjungi masjid bersejarah yaitu masjid tertua yang ke 2 di Cairo City, Mesir. berikut sejarah singkatnya:
Masjid Ibnu Tulun atau Masjid al-Maydan (مسجد أحمد بن طولون‎) adalah masjid yang berada di kota Kairo Mesir. Masjid Ibnu Tulun dibangun pada tahun 876-879 dimasa pemerintahan Ahmad Ibn Tulun, penguasa Mesir pertama dari dinasti Ibnu Tulun yang berkuasa di Mesir selama 135 tahun. Masjid yang sudah berumur ratusan tahun namun cukup terawat baik ini menjadi salah satu peninggalan masa kejayaah Islam di Mesir. Masjid ini juga menjadi masjid tertua kedua di Mesir setelah Masjid Amr Bin AshMasjid ini berada di tengah tengah kawasan Al-Qatai yang merupakan bekas kota keluarga kerajaan dinasti Ibnu Tulun, Al-Qatai berada sekitar dua kilometer dari wilayah kota tua Al-Fustat. Di Al-Basatin, al-Saliba Street, Kairo, Mesir.
Masjid ini dibangun oleh Ahmad Ibn Tulun (berkuasa tahun 868–884 ) pada tahun 876M dan selesai tahun 879M. Ahmad Ibn Tulun yang dikenal sebagai pendiri Dinasti Tulun di Mesir, merupakan putra dari seorang budak semasa pemerintahan Khalifah Alma’mun dari dinasti Abbasiah, Dia lahir di Baghdad(Irak) pada bulan Ramadhan 200H (September 835M). Dia dikirim ke Mesir tahun 868 sebagai gubernur Al-Fustat, Dalam dua tahun dia menjadi Gubernur bagi seluruh negeri Mesir menggantikan ayah angkatnya yang wafat pada tahun 870M.
Dia kemudian menolak mengirimkan upeti tahunan ke pemerintahan Abasiah dan bahkan membentuk propinsi merdeka dibawah pemerintahannya sendiri lepas dari pemerintahan Khalifah Abbasiah, Dinasti Tulun kemudian memerintah di Mesir selama 135 tahun hingga tahun 905M. Semasa berkuasa Ahmad Ibn Tulun mendirikan kota kerajaan di atas bukit batu yang disebut Jabal Yashkur (bukit Syukur) dekat dengan kawasan Muqattam di Timur laut Al-Fustat, proses pembangunan kawasan baru tersebut turut menggusur pemakaman Kristen dan Yahudi yang berada di perbukitan tersebut.
Masjid tersebut dibangun menggantikan Masjid Amr yang terlalu sempit untuk menampung pasukan dan para pengikut Ibnu Tulun yang begitu besar. Tahun 905 ketika dinasti Abbasiah mengambil alih kembali kendali atas wilayah Mesir, kerajaan tersebut dihancur leburkan hingga rata dengan tanah. Dari kehancuran tersebut tersisa bangunan masjid yang berada di tengah tengah lokasi bekas kota kebanggaan Ahmad Ibnu Tulun tersebut.
Istana Ibnu Tulun yang diberi nama Dar Al-Imara terhubung langsung dengan masjid pada sisi kiblat, disediakan pintu khusus disamping mimbar sebagai akses khusus bagi Ibnu Tulun ke dalam masjid. Masjid ini digunakan oleh dinasti Fatimiyah untuk acara acara selama bulan suci Ramadhan. Juga sempat mengalami kerusakan semasa digunakan sebagai persinggahan bagi para jemaah dari Afrika Utara ke Hijaz (kini Saudi Arabia) di abad ke 12. Namun kemudian di restorasi dan dibangun kembali dengan fungsi sebagai madrasah oleh 'Alam al-Din Sanjar al-Dawadar atas perintah dari penguasa Dinasti Mamluk, Sultan Lajin, pada tahun 1296M. (Sultan Lajin adalah orang yang turut bersekongkol dalam pembunuhan Sultan al-Ashraf Khalil ibn Qalawun, saat dia bersembunyi di dalam masjid dia berjanji dalam hati akan merestorasi masjid tersebut bila dia selamat). 

Tidak ada komentar

Posting Komentar